Monday, April 16, 2012

Dukungan Kak Seto terhadap Galeri Kelas Ajaib

 Fita Chakra dan Ratih Sue bersama Kak Seto di Minggu ke-5 Pelatihan Menulis untuk anak-anak Panti Muslimin

Ryah P. Rinni dan Wylvera Windayana bersama Ninda Reninta (Ketua Panitia Pelatihan, berbaju hijau) dan Kak Seto pada minggu pertama Pelatihan Menulis untuk anak-anak Panti Muslimin, Jakara Pusat.

Read more »

Diskusi Agenda Pelatihan Penulisan di Bank Indonesia






Bank Indonesia - 12 April 2012

Read more »

Pelatihan di SMP Pelita Harapan Internasional

Hari Selasa malam, pukul 19.00 WIB, Kak Agga dari Penerbit Mizan menelepon saya. Beliau meminta saya berbagi ilmu menulis di SMP Pelita Harapan International Lippo Cikarang. Walau sehari sebelumnya Kak Wiwik sudah memberitahukan pada saya tentang hal ini, tetap saja jantung saya dag-dig-dug mendengarnya. Perasaan saya waktu itu senang, karena saya mendapat kesempatan untuk berbagi ilmu menulis yang sedikit ini. Sekaligus bingung karena jam dan harinya adalah di saat jam kerja ( Kamis 29 Maret 2012 pukul 7.30 WIB) . Pada hari dan jam kerja seperti ini saya biasanya tidak bisa "keluar". Karena tidak ada yang menjaga anak saya Hauzan yang masih berusia 18 bulan di waktu saya memberikan materi nanti. Keluarga kami tidak mempunyai asisten rumah tangga.
Tapi, karena keinginan saya yang sangat kuat untuk berbagi ini, akhirnya saya menyetujui ajakan Kak Agga itu. Sekilas saya berpikir, Hauzan akan dijaga kakaknya Syifa, karena Syifa berangkat siang ke sekolah.
Malamnya, Kak Agga mengirim email ke saya yang berisi alamat dan jumlah siswa yang akan ikut pelatihan menulis ini. Setelah email itu saya baca, saya lalu mempersiapkan segala sesuatunya untuk presentasi saya di hari H.
Saya lalu minta ijin kepada suami untuk mengajak Hauzan dan Syifa pada hari kamis itu ke acara yang dimaksud. Suami pun mengijinkan. Tapi kemudian saya ingat, bagaimana dengan Hikmal yang pulang sekolah pukul 12.00 WIB? Sama siapa dia di rumah? Lalu saya coba menghubungi tetangga untuk menitipkan Hikmal pada mereka. Sayangnya mereka menyarankan saya mengajak Hikmal saja. Itu artinya mereka keberatan menjaga anak saya. Baiklah saya pikir sebaiknya saya mengajak Hikmal juga. Saya meminta suami agar bersedia cuti hari kamis untuk menjaga dan mengantar saya ke lokasi. Alhamdulillah semuanya dimudahkan oleh Allah. Suami ternyata berhasil mendapatkan cuti yang biasanya tidak bisa karena mengajukan surat cuti mendadak.
Hari Kamis pagi akhirnya kami sekeluarga berangkat menuju Lippo Cikarang. Hikmal saya ajak, saya sudah menelepon wali kelasnya untuk minta ijin. Sekitar pukul 6.10 WIB anak-anak sudah rapi. Kami pun siap berangkat. Saya berharap sampai di tujuan lebih awal. Apa daya ternyata harapan saya tidak sesuai dengan kenyataan. Kami terjebak macet di beberapa titik. Pertama di perlintasan kereta api menuju Tol Bekasi Barat. Ke dua, setelah beberapa menit di dalam tol, yang ke tiga , tiga kilometer dari pintu keluar dari Cikarang dan yang terakhir setelah keluar dari Tol Cikarang. Saya merasa bersalah ketika jam menunjukkan pukul 8.00 WIB sementara saya masih di dalam tol. Sementara seharusnya acara sudah dimulai setengah jam yang lalu. Saya segera menelepon Kak Agga untuk minta maaf atas kejadian ini. 
Setelah bermacet-macet di tol, saya akhirnya sampai di lokasi pukul 8.20 WIB. Saya bertemu dengan Kak Agga dan Mrs Meicky ( guru yang mengundang kami ke acara tersebut). Setelah minta maaf kepada mereka, acarapun dimulai. Kak Agga membukanya dengan memperkenalkan produk KKPK dan Pinkberry Club. Ternyata sekolah itu menjadikan salah satu buku KKPK sebagai salah satu buku "pelajaran" mereka.
Adik-adik itu cukup antusias mengikuti penjelasan saya. Selesai memberikan materi, saya dan Kak Agga memberikan tugas kepada mereka. Kami meminta mereka membuat sebuah cerpen, atau beberapa paragraf cerpen yang mereka ambil dari tema keseharian mereka. Kami memberikan waktu 7 menit untuk mereka menyelesaikan tugas itu.

Setelah 7 menit berlalu, Kak Agga dan Mrs Mecky mengumpulkan tugas adik-adik itu. Saya membaca dan memilah serta memilih cerpen yang menurut saya sangat bangus. Sementara Kak Agga melanjutkannya dengan memperlihatkan dan bercerita tentang acara Konferensi Penulis Cilik Indonesia yang diadakan Mizan beberapa waktu lalu.
 

Seperti yang diberitahukan oleh Mrs Meicky, ternyata adik-adik yang ikut pelatihan menulis kali ini beberapa diantaranya berbakat dalam menulis. Tulisan mereka cukup variatif. Ide mereka juga unik-unik. Ada yang membuat cerita fantasi, fabel, dan tentang cita-cita dan keinginan mereka. Saya yakin dan sangat berharap mereka mau melanjutkan membuat cerita dari ide keren yang mereka punya.
 

Akhirnya, seperti biasa, saya terpaksa harus memilih 3 cerpen yang paling keren. Kebetulan saya hanya membawa 2 buku saya untuk hadiah. Kak Agga juga tidak sempat mampir ke kantor untuk mengambil buku, untungnya dalam tas Kak Agga masih terselip satu gantungan kunci Mizan Fantasi. Salah satu cerpen yang saya pilih adalah yang dibuat oleh Gabriella. Alasan saya memilih cerpen Gabriella sebagai pemenang pertama adalah karena Gabriella berhasil membuat saya menangis (dalam hati) ketika membaca cerpennya, meskipun cerpen itu baru dua paragraf. Cerpen itu menceritakan tentang seorang anak yang tak sanggup memainkan piano yang diberikan sahabat tercintanya karena sang sahabat telah pergi keharibaan Tuhan untuk selamanya. Gabriella menulisnya dengan cara yang berbeda sehingga saya, Kak Agga dan Mrs Meicky ikut terhanyut ketika membacanya. Cerpen itu juga kami bacakan untuk teman-teman Gabriella. Teman-temannya juga setuju kalau cerpen itu layak mendapatkan hadiah novel Kania's Dream.
 

Selanjutnya saya memilih fabel yang ditulis oleh Monic. Fabel kucing yang bernama Nyanmaru yang ingin berlari dengan menggunakan sepatu roda. Saya menghadiahkan pictbook My Lovely Brownies kepada Monic.
 

Kak Agga memilih cerpen dengan tema perang antar galaxi yang terjadi 200 tahun yang lalu. Cerita ini dibuat oleh seorang anak laki-laki ( maaf saya lupa namanya) idenya sangat unik. Kami berharap mereka mau meneruskan tulisan itu menjadi sebuah novel atau cerpen. 
 

Pukul 11.30 WIB, acara pun selesai. Saya dan Kak Agga diajak makan siang ke kantin sekolah PHI. Karena saya membawa "rombongan", akhirnya saya minta ijin pulang lebih dulu. Kak Agga dan Mrs Mecky melanjutkan diskusi mereka.
 

Dari lubuk hati yang paling dalam, saya minta maaf atas keterlambatan kehadiran saya. Atas kekurangan dan keterbatasan materi yang saya berikan. Semoga suatu saat nanti saya bisa kembali berbagi ilmu bersama mereka. Terima kasih kepada Penerbit Mizan, melalui kak Agga dan Mas Benny Rhamdani serta kepada SMP PHI Cikarang, melalui Mrs Meicky atas kesempatan berharga yang diberikan kepada saya. [Nelfi Syafrina]

Read more »

Minggu ke-4 workshop penulisan “Ini Karyaku”

Workshop penulisan yang bertema “Ini Karyaku” sudah masuk minggu ke-4. Peserta yang berasal dari berbagai panti asuhan di Jakarta masih antusias datang dan mengikuti kegiatan ini di panti asuhan Muslimin, Jakarta.

Pada 8 April 2012, saya dan Firmanawaty Sutan berbagi materi soal dialog pada peserta.
Firma mengawali dengan membahas beberapa naskah dari peserta yang sudah dikumpulkan pada sesi  minggu sebelumnya.

Naskah tiap anak ditampilkan dalam slide dan ditunjukkan kekurangannya. Terutama dalam penulisan dialog. Tidak sampai di situ, dijelaskan pula pentingnya keberadaan dialog pada naskah, terutama pada naskah cerpen yang kebanyakan ditulis oleh peserta.

Selain untuk “pemanis”, seperti yang diungkapkan Firma, juga menjadi kekuatan naskah. Sehingga naskah tidak melulu berisi deskripsi panjang dan melelahkan untuk dibaca.

Dari naskah yang ditulis peserta, masih terlihat kelemahan dalam cara menuliskan dialog. Bahwa dialog itu harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip adalah poin pertama yang dijelaskan pada peserta. Juga penempatan tanda baca untuk dialog yang bersambung dengan kalimat keterangan. Sebab masih banyak yang tidak menggunakan tanda baca semisal koma (,) atau (.) sebagaimana mestinya.

Penulisan dialog pun beragam polanya. Firma menjelaskan adanya dialog yang berpola pada:
-       Dialog+ kalimat keterangan,
-       Kalimat keterangan+dialog,
-       Dialog+keterangan+dialog, dan
-       Dialog.

Untuk pola yang terakhir terutama untuk situasi percakapan dua orang yang sudah dijelaskan tokohnya di awal. Sehingga pembaca sudah akan mengetahui dialog tokoh mana saja yang tertulis meski tak ada keterangan tokoh pengucapnya.

Selain itu, untuk meminimalkan penggunaan keterangan “kata A, kata B, kata C, dan lain-lain”, peserta diminta mencari kata lain yang memiliki arti sama dengan itu. Contohnya dengan memakai kata “seru A, ungkap B, ujar C, seloroh D, dan lain sebagainya.”

Tak lupa, pemakaian tanda baca di akhir dialog selain titik (.) dan koma (,) yang sesuai dengan situasi cerita. Seperti tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Penulisan dialog yang selalu diawali dengan huruf kapital menjadi perhatian tersendiri. Karena masih banyak peserta yang sering menuliskannya dengan huruf kecil. Di akhir sesi, peserta diminta untuk kembali memperbaiki naskah yang sudah dibuat sesuai dengan materi yang diberikan. [Sokat-08042012]

Read more »

Pelatihan Kepenulisan Anak Yatim Panti Muslimin hari #3 (25 Maret 2012)

Minggu ke tiga ini, saya dan Mbak Ichen membahas tentang karakter dan POV/ Sudut Pandang.
Pukul 13. 40 WIB, kami sampai di Panti Asuhan Muslimin. Ternyata belum satu pun adik-adik yang hadir. Ninda dan mahasiswa lainnya juga tidak terlihat. Untunglah 20 menit kemudian seorang dari panti asuhan membawa layar beserta infocusnya. Setelah memasang semua perlengkapan itu, saya dan Mbak Ichen menyalakan laptop dan menikmati sendiri video tentang karakter dari sebuah buku yang di donlod Mbak Ichen dari internet. Pukul 14. 35 WIB 3 orang adik peserta latihan menulis muncul, yaitu Yusup, Darma dan Putra. Lalu disusul oleh Siti Aminah, Istiqamah dan (lupa namanya). Karena waktu yang terus berjalan, akhirnya kami mulai kegiatan sore itu walau belum semua adik-adik hadir.

Saya menjelaskan cara membuat karakter yang kuat, sesuai pelajaran yang saya dapat dari Pak Kepsek Benny Rhamdani sewaktu di Kelas Ajaib tempo hari. Saya menjelaskan kepada mereka agar membuat biodata dari karakter yang akan mereka jadikan tokoh cerita, selengkap mungkin, termasuk kebiasaan baik dan kebiasaan buruk beserta ciri khas karakter mereka itu.

Selanjutnya saya menjelaskan tentang POV, sesuai dengan materi yang saya dapatkan dari pak Kepsek juga. Di tengah keseriusan saya dan adik-adik membahas materi ini, muncul lagi 3 orang adik dari panti asuhan lain.

Selanjutnya saya dan Mbak Ichen meminta mereka membuat sebuah karakter lengkap dengan biodatanya seperti yang saya sampaikan tadi.

Lima belas menit kemudian mereka selesai membuat tugas yang kami minta. Atas permintaan Ninda dan karena saya membaca tugas yang mereka buat tempo hari ( yang dikirim Tacik Ratih via emai). Ternyata mereka hanya membuat beberapa paragraf saja, akhirnya saya dan Mbak Ichen sepakat untuk meminta mereka membuat sebuah cerpen utuh sepanjang satu halaman folio. Dengan menggunakan ide, konflik dan karakter yang sudah mereka pelajari dalam 3 pekan terakhir.

setengah jam kemudian, mereka berhasil menyelesaikan sebuah cerpen, sesuai dengan yang kami minta. Ada paragraf pembuka, alur dan konflik serta ending. Tak lupa saya memberikan sedikit contoh dialog kepada mereka agar mereka bisa menyisipkan dialog dalam cerpen mereka. Selanjutnya kami langsung memeriksa dan mereview cerpen itu.

Kami membuat beberapa catatan di bawah cerpen mereka, kami langsung menjelaskan kepada mereka bagian yang harus diperbaiki dan ditambah atau dikurangi.

Untuk pekan mendatang saya harap trainer meminta kepada mereka cerpen yang sudah direvisi. karena kami mengembalikan cerpen itu kepada mereka dan meminta mereka menyelesaikannya di rumah dan membawanya pekan depan. [Nelfi Syafrina]

Read more »

Pelatihan Kepenulisan Anak Yatim Panti Muslimin hari #2 (25 Maret 2012)

KONFLIK & STRUKTUR
by Erna Fitrini & Ratih Soe


  1. Pembukaan: Pelatih memutar video klip: Andy Pandy: The Puddle lalu peserta diminta berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Siapa tokoh utama di cerita ini? | Siapa tokoh pendampingnya? | Apa tujuan/keinginan sang tokoh utama? | Apa hambatan song tokoh utama dalam mencapai tujuan/keinginannya?). --> Jawaban dibahas bersama.
  2. Pelatih menjelaskan apa itu konflik dan memberi contoh bagaimana menciptakan konflik (Seseorang bertujuan/ingin... tapi...)
  3. Latihan 1: Pelatih menulis "Andy mau ke sekolah tapi seragamnya belum kering | bisnya mogok | kesiangan | di jalan ada demo... (peserta berlatih menciptakan hambatan-hambatan lain)
  4. Latihan 2: Pelatih menulis "Loobyloo ingin makan nasi uduk tapi... (peserta berlatih menciptakan hambatan-hambatan tanpa diberi contoh)
  5. Pelatih menjelaskan struktur bangunan cerita: AWAL—ada tokoh dan tujuan/keinginan. | TENGAH—ada konflik yang meruncing. | AKHIR— ada penyelesaian masalah.
  6. Pelatih menulis contoh struktur cerita dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek penangkapan peserta: Apa tujuan Andy? Apa hambatan yang dia temui? Di bagian mana masalah meruncing? Bagaimana perasaan Andy ketika masalah meruncing? Bagaimana penyelesaian masalahnya? Siapa yang memecahkan masalah, Andy sendiri atau orang lain? Pak Udin memecahkan masalah Andy secara kebetulan atau sengaja?
  7. Latihan 3: Peserta nonton video klip Charlie & The Chocolate Factory (sudah diedit sesuai kebutuhan) lalu bekerja dalam kelompok untuk menulis struktur cerita dalam klip itu.
  8. Jawaban dibahas bersama. | AWAL Charlie ingin mendapatkan tiket emas Wonka tapi tak ada uang untuk beli cokelatnya. | TENGAH Karena berulang tahun, Charilie mendapat hadiah cokelat Wonka, tapi tidak ada tiket emas di dalamnya. | AKHIR Charlie menemukan uang di jalan, lalu membeli cokelat dan menemukan tiket emas.
  9. Latihan 4:  Peserta diminta memejamkan mata dan membayangkan seseorang (boleh diri sendiri atau orang lain) yang berada di suatu tempat, dalam suatu kurun waktu dan apa yang orang itu tuju/inginkan, serta membayangkan hambatan yang dihadapi sang tokoh.  Pelatih memberi contoh secara lisan, lalu peserta diminta membuka mata dan menuliskannya dalam satu kalimat saja.
  10. Latihan 5:  Peserta diminta kembali memejamkan mata dan membayangkan bagaimana masalah memanas, konflik meruncing, emosi sang tokoh naik.  Pelatih memberi contoh secara lisan, lalu peserta kembali diminta membuka mata dan menuliskannya dalam satu kalimat saja.
  11. Latihan 6:  Peserta diminta kembali memejamkan mata dan membayangkan penyelesaian masalah (dari diri sendiri/ pertolongan orang/ keberuntungan).  Pelatih memberi contoh secara lisan, lalu peserta kembali diminta membuka mata dan menuliskannya dalam satu kalimat saja.
  12. Pelatih berkeliling memeriksa tiga kalimat yang ditulis peserta, memeriksa pekerjaan peserta dan membantu peserta yang mengalami kesulitan. Pelatih lalu mengatakan Tiga kalimat yg baru saja kalian tulis tadi sudah membangun struktur cerita.  Mudah bukan? 
  13. Pelatih men jelaskan tiga langkah dalam menulis cerita:  1. Membangun struktur (ibarat membangun pondasi, rangka dinding dan rangka atap.  2. Mencari bahan melalui Asdikamba (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana; ibarat belanja material seperti tegel, batu bata, semen)  3. Merangkai cerita (ibarat membangun di struktur/kerangka bangunan menggunakan material yang sudah terkumpul (kalau bahan masih kurang, harus "belanja material" lagi).
  14. Pelatih memunculkan contoh struktur cerpen Pentas Terakhir
  15. Pelatih memunculkan Asdikamba yang dibuat ketika menulis cerpen Pentas Terakhir
  16. Latihan 7:  Peserta diminta saling menukar kertas dan saling mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya untuk mencari bahan mengisi detil cerita.  Pelatih berkeliling dan memberi bantuan jika diperlukan.
  17. Pelatih memunculkan cerpen Pentas Terakhir dan kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguji pemahaman peserta tentang apa itu hambatan, konflik yang meruncing, dan penyelesaian.
  18. Tugas:  Peserta diminta mengeksekusi struktur yang sudah mereka buat dan terus-menerus menggunakan Asdikamba di dalam hati untuk membuat bangunan cerita menjadi utuh.
  19. Pelatih menunjuk acak beberapa peserta untuk membacakan ceritanya satu per satu. Yang lain diminta menelaah konflik dan strukturnya.
  20. Penutup: Peserta yang belum mengumpulkan tugas diminta menyerahkan tugasnya pada pelatih di minggu ketiga. Pelatih bertanya apa yang sudah dipelajari hari itu, mengingatkan agar tidak datang terlambat minggu depan, dan minta mereka mengumpulkan tugas minggu lalu.[Ratih Soe]

Read more »