Thursday, April 26, 2012

Pelatihan Menulis di Panti Asuhan Muslimin Jakarta Pusat : Yang Pertama Selalu Istimewa

Hari Minggu tanggal 22 April 2012, adalah minggu terakhir bagi kami, para trainers Galeri Kelas Ajaib, untuk memberikan pelatihan menulis di Panti Asuhan Muslimin, Jakarta Pusat. Kebetulan, yang mendapat giliran terakhir memberikan pelatihan adalah saya dan Kak Indah Juli

Bagi saya, mengajar bukanlah hal baru. Selama ini saya bekerja sebagai dosen di sebuah akademi kesehatan di Jakarta Barat. Namun, mengajar tentang teori menulis secara offline? Ini yang pertama! 

Beberapa hari sebelum pelatihan, saya dan Kak Indah berdiskusi tentang materi dan games yang akan kami suguhkan untuk anak-anak panti nanti. Materinya tentang editing. Alhamdulillah, yang saya rasakan, pengalaman saya mengedit beberapa buku KKPK Dar! Mizan, sangat membantu saat kami menyusun materi. 

Pada hari H, saya sampai di panti setengah jam sebelum acara. Di sana sudah ada Kak Indah. Tak berapa lama, Ratih Soe datang. Saya, Kak Indah, dan Ratih membahas tulisan anak-anak panti. Terima kasih sekali kepada Ratih Soe yang telah bersusah payah mengirimkan semua tulisan anak-anak panti via Facebook dan e-mail supaya kami bisa turut mengikuti perkembangan menulis mereka. 

Sepuluh menit kemudian, Kak Wylvera Windayana dan Mas Sokat Rachman datang. Mas Sokat, ketua Galeri Kelas Ajaib, bercakap-cakap dengan panitia sebentar. Kemudian, kami dan panitia membahas rencana penerbitan tulisan anak-anak panti dalam bentuk buku, setelah pelatihan ini berakhir. 

Saya mendapat giliran pertama melakukan presentasi. Berhubung pesertanya adalah anak-anak, kami membuat tampilan presentasi berisi poin-poin dengan kalimat-kalimat singkat saja. Sesekali, tampilan presentasi diselingi gambar kartun yang lucu-lucu. Contoh soal langsung diambil dari tulisan anak-anak panti. Anak-anak panti tampak antusias menjawab.
          
Saat mengajar, saya menyelipkan wawasan yang unik-unik supaya suasana belajar tidak monoton. Misalnya, ketika menjelaskan materi Judul, saya memberitahu anak-anak panti tentang penulis yang memiliki buku dengan judul terpanjang di dunia, booming judul sinetron yang yang memakai nama tokoh, judul-judul cerita yang seperti di Majalah Hidayah, dan lain-lain.

Setelah bagian materi yang harus saya sampaikan selesai, Kak Indah lanjut menyampaikan presentasi. Gaya Kak Indah yang kocak membuat anak-anak panti tertawa. Apalagi, saat Kak Indah memimpin acara games. Benar-benar seru! Senangnya melihat binar mata anak-anak panti yang menang games dan mendapat hadiah buku. Foto-fotonya bisa dilihat di halaman ini. Terima kasih foto-fotonya, Kak Wylvera.:)

Alhamdulillah, presentasi berjalan lancar. Seperti kata Mas Benny Rhamdani di pelatihan Writer for Trainer, semua yang dipersiapkan dengan baik akan membuat kita tampil percaya diri dan pastinya, optimal saat menyampaikan materi. 

Sebelum kelas bubar, kami membagi-bagikan fotokopi materi editing lengkap kepada anak-anak panti untuk mereka pelajari. Semoga materi ini berguna karena kami paham ketersediaan buku-buku panduan menulis di panti sangat terbatas. 

Di akhir kelas, saya bertemu langsung dengan Dyah P. Rinni (selama ini komunikasi hanya via Facebook). Dyah-lah yang menjadi “jembatan” pertemuan antara trainers Galeri Kelas Ajaib dengan anak-anak panti. Terima kasih banyak, Dyah dan teman-teman panitia.:) 

Aha, tiba sesi terakhir. Terakhir tapi tak kalah seru! Mau tahu? Pastilah foto-foto narsis! Hahaha! Sebelum berpisah, seluruh trainers Galeri Kelas Ajaib, panitia, anak-anak panti, dan ibu panti berfoto bersama. Ah, siapa bilang kami tak bisa bergaya? Foto model saja kalah! Hahaha! 
Hm, yang pertama memang selalu istimewa. Sesungguhnya, di satu sisi, saya pribadi merasa bahagia bisa berbagi kepada anak-anak panti. Namun, di sisi lain, seperti ada yang tercerabut dari hati saya. Mereka, anak-anak panti yang polos. Sebenarnya, mereka menyimpan banyak potensi dan memiliki semangat menulis yang tinggi. Saya berharap, mereka mendapatkan kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan menulis mereka. 

Semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu. Teruslah tajamkan penamu, Adik-adikku .... [] Haya Aliya Zaki

0 comments:

Post a Comment