Thursday, May 17, 2012

Pelatihan Menulis IPEBI (Part-2)


Pelatihan Menulis IPEBI (Ikatan Pegawai Bank Indonesia)
Di Museum Bank Indonesia 12 Mei 2012

            

Suasana pelatihan menulis IPEBI minggu kedua tampak berbeda dengan suasana di minggu pertama. Ruangan pelatihan mendadak bernuansa biru muda. Yap, pasalnya, para pemateri dan peserta kompak memakai kaus Galeri Kelas Ajaib berwarna biru muda yang keren.

Acara dimulai dengan senam kecil yang dipimpin oleh Wylvera Windayana. Sekilas, mungkin senam ini terlihat seperti senam biasa. Namun, sesungguhnya, senam yang dikreasikan oleh tim Galeri Kelas Ajaib ini sangat bermanfaat bagi peserta, yakni untuk merangsang otak kanan dan otak kiri. Selama ini peserta terbiasa menggunakan otak kiri saat menjalankan rutinitas mereka. Padahal, saat menulis, kedua sisi otak ini harus sama-sama aktif.

Selesai senam, acara dilanjut dengan pemutaran film pendek oleh Benny Rhamdani. Film pendek yang sangat menyentuh, bercerita tentang seorang ayah yang rela mengorbankan seluruh hidupnya demi merawat anaknya yang menderita penyakit cerebral palsy. Benny Rhamdani berusaha membangun mood peserta dalam menulis kisah inspiratif.

Berikutnya, apa lagi kalau bukan sesi Kursi Listrik!

Sesi Kursi Listrik adalah sesi di mana para peserta diminta “pertanggungjawaban” atas naskah yang telah mereka tulis. Satu per satu peserta dipersilakan duduk di “Kursi Listrik” yang sebenarnya hanya kursi biasa yang berwarna biru. Benny Rhamdani me-review naskah peserta secara detail dan komprehensif.

Selesai istirahat, sesi review dilakukan oleh Wylvera Windayana dan terakhir, saya sendiri. Yang paling berkesan bagi saya di sesi ini ialah, ada peserta yang meneteskan air mata saat naskahnya saya review. Ternyata, naskah ini menceritakan drama kehidupannya yang paling rumit. Peserta terharu ketika menceritakan sedikit tentang naskah yang ia tulis kepada saya.

Tim Galeri Kelas Ajaib menilai, secara keseluruhan, tulisan para peserta sudah oke. Sebagian ada yang perlu direvisi, sebagian tidak. Tampaknya, peserta bisa menerima penjelasan dan arahan pemateri Galeri Kelas Ajaib dengan baik. Naskah-naskah peserta rencananya akan diajukan ke penerbit. Satu tema sudah disepakati. Semoga dengan lahirnya buku ini nanti, para peserta semakin giat berkarya. Bahkan, Mbak Suci Angelia, salah seorang peserta, berkata, “Kami sangat senang ikut training ini. Selama ini banyak hal kecil tapi berhikmah yang terlewat begitu saja. Mulai sekarang, saya akan menuliskannya. Bermanfaat bagi saya, bermanfaat bagi pembaca.” Alhamdulillah. 


 Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat dari Sokat Rachman dan saya dari Galeri Kelas Ajaib kepada IPEBI yang diwakilkan oleh Ibu Hasti Adiani Dwiputranti dan Pak Dudy Iskandar. Wylvera Windayana menyerahkan hadiah buku kepada Pak Priyono, peserta dengan naskah terbaik.


Terakhir, boleh, dong, narsis-narsisan. Tim Galeri Kelas Ajaib berfoto bersama dengan peserta IPEBI. Semoga kerja sama ini terus terjalin. Yuk, mari menulis! [] Haya Aliya Zaki

Read more »

Monday, May 14, 2012

Pelatihan Menulis IPEBI


Pelatihan Menulis IPEBI (Ikatan Pegawai Bank Indonesia)
Di Museum Bank Indonesia 5 Mei 2012
           
“Saya sudah tidak sabar ingin memulai training. Banyak sekali ide di kepala yang ingin saya tuangkan ke dalam tulisan,” demikian kata Ibu Hasti Adiani Dwiputranti, salah seorang peserta di Museum Bank Indonesia, Sabtu, 5 Mei 2012.

Yap, antusiasme peserta memang terlihat begitu besar. Bahkan, saat tim Galeri Kelas Ajaib mengajukan proposal beberapa bulan sebelum hari H, antusiasme itu sudah terlihat. Bapak-bapak dan ibu-ibu sepakat memilih jenis pelatihan menulis kisah inspiratif. Menulis, selain bisa menjadi ajang mengekspresikan diri, juga bisa menjadi refreshing di sela-sela rutinitas kantor mereka yang padat. Dengan menulis, insya Allah mereka juga berbagi. Berbagi pengalaman berkesan dan berhikmah kepada pembaca. Dan, kalau rajin menulis, pastinya ada income tambahan juga, bukan?

Acara dimulai tepat pukul 08.30 WIB. Pembukaan  dilakukan oleh MC Wylvera Windayana, disusul dengan kata sambutan dari IPEBI yang diwakili oleh Ibu Swastika Dwi P. dari bidang pendidikan IPEBI. Ibu Swastika mengatakan bahwa baru kali ini mereka mengadakan pelatihan penulisan. Intinya mereka berharap, ini bukan pelatihan terakhir. Harapan yang sama diamini oleh Galeri Kelas Ajaib. Semoga kerja sama ini terus berlanjut.
  
Kata sambutan berikutnya disampaikan oleh Benny Rhamdani selaku penasihat Galeri Kelas Ajaib. Benny Rhamdani menyampaikan uraian singkat tentang berdirinya Galeri Kelas Ajaib. Seperti biasa, meski “cuma” kata sambutan, selalu ada hal lain yang ditawarkan creator dan penulis serba bisa ini, yakni games menarik berhadiah buku dan selipan humornya yang khas. Ruangan yang dingin, seketika terasa hangat. Wajah-wajah peserta yang tadinya serius, kini berubah ceria.

Materi pertama penulisan kisah inspiratif disampaikan oleh saya sendiri. Mulai dari pengenalan jenis dasar tulisan, jenis kisah-kisah inspiratif, cara menggali ide, sampai self editing. Sebenarnya, di susunan acara awal, ada dijadwalkan waktu khusus untuk tanya jawab antara pemateri dan peserta. Namun, ternyata, peserta merasa lebih nyaman bila langsung melontarkan pertanyaan saat materi tengah disampaikan.

Pertanyaan awal dari seorang peserta waktu itu adalah, “Mengapa yang menulis kisah-kisah inspiratif kebanyakan perempuan?”

Saya menjawab bahwa berdasarkan penelitian, perempuan memiliki area pengendali keterampilan berbicara, yang cukup besar di otak. Sedangkan pada laki-laki, hanya satu titik kecil. Jadi, perempuan cenderung untuk berbicara, mengeluarkan unek-unek (curhat) yang ada dalam pikiran dan perasaan mereka dibandingkan laki-laki. Dalam sehari, laki-laki mengatakan 2000-4000 kata saja. Sedangkan perempuan, bisa tiga kali lipatnya! Nah, daripada curhat ini menguap bersama angin, sebaiknya dituangkan ke dalam tulisan.

Pertanyaan lain yang terlontar adalah :

“Apakah boleh bila judul tidak berhubungan dengan isi?”

“Bagaimana cara menyambung berbagai kisah pendek dalam satu naskah dan kisah-kisah tersebut memiliki benang merah yang sama?”

“Apakah tulisan Samuel Mulia yang ada di Kompas Minggu termasuk kisah inspiratif?” Ehm, untung saya selalu membaca tulisan Samuel Mulia di Kompas Minggu. Saat memberikan pelatihan, saya menyadari, betapa kegiatan membaca menjadi hal penting, bahkan menjadi salah satu modal utama seorang pemateri! Masih banyak pertanyaan lain yang dilontarkan para peserta. Terkadang, pertanyaan mereka mengundang senyum.

Materi pertama diselingi games supaya peserta tidak jenuh dan mengantuk. Games dipandu oleh MC. Seru sekali melihat peserta berpikir dan menyusun kartu-kartu games. Kelompok terbaik mendapat hadiah buku karya tim Galeri Kelas Ajaib. Asyik!

Setelah games dan penyampaian materi pertama selesai, peserta diberi tugas praktik menulis. Tugas akan direview setelah waktu istirahat usai.

Tulisan-tulisan peserta mengundang decak kagum Galeri Kelas Ajaib. Kisah yang mereka tulis bervariasi. Ada yang kocak, ada pula yang mengharukan. Misalnya, Ibu Swastika menulis tentang pengalamannya saat masih tinggal di kamp tentara. Wow, siapa sangka Ibu Swastika yang lemah lembut dan ayu dulunya sering berhadapan dengan bunyi letusan pistol di kamp? Pak Sutedjo lain lagi. Beliau menulis kisah saat beliau “diteror” oleh seseorang yang merantau ke Jakarta demi mengikuti ajang idol-idol-an.

Selesai review, sesi berikutnya dilanjut dengan penyampaian materi kedua oleh Fitria Chakrawati. Materi kedua berisi tentang motivasi menulis kisah inspiratif dan tips trik mengirim cerita inspiratif ke media cetak dan penerbit. Seperti biasa, peserta langsung melontarkan pertanyaan saat materi sedang disampaikan. Di ujung acara, peserta berharap tulisan mereka dapat terbit dalam bentuk buku. Galeri Kelas Ajaib sangat mendukung. Tema yang diangkat sudah ditentukan. Nanti, tulisan-tulisan peserta dikumpulkan, diedit, dan diajukan ke penerbit.

Pukul 16.00 WIB, acara yang dihadiri 35 peserta ini berakhir. Sabtu depan 12 Mei 2012, pelatihan menulis dilanjut. Sesi deg-degan dan mengundang rasa penasaran peserta. Apa lagi kalau bukan sesi Kursi Listrik! [] bersambung (Haya Aliya Zaki)

Read more »

Bukan Penulis Biasa


Menjadi Penulis dengan Pelatihan Menulis Bukan Penulis Biasa

Bertempat di ruang Perpustakaan, Museum Bank Mandiri, Kota, Jakarta, sebanyak 28 anak berusia 7 hingga 12 tahun mengikuti pelatihan menulis ”Bukan Penulis Biasa”, yang diadakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 5 dan 6 Mei 2012 oleh Galeri Kelas Ajaib (GKA).

Pelatihan menulis ”Bukan Penulis Biasa” dibimbing langsung oleh kak Benny Rhamdani, penulis cerita anak, founder Galeri Kelas Ajaib, yang juga chief editor di salah satu penerbit nasional.

Setelah melakukan registrasi ulang, hari pertama pelatihan diisi dengan perkenalan peserta yang dipandu oleh kak Indah Juli dan kak Erna Fitrini. Peserta diminta menuliskan nama, hobby, cita-cita dan hal menarik lainnya dari teman yang duduk di sebelahnya. Awalnya malu-malu, akhirnya para peserta bisa saling mengenal teman-temannya.

Setelah itu, ada sharing motivasi penulisan dari salah satu penulis cilik yang sudah menerbitkan 4 buku yaitu, Kak Alya Namira Nasution atau Kak Dinda. Menurut Kak Dinda, dengan ikut pelatihan menulis bisa memotivasi untuk semangat menulis. ”Tapi, jadi penulis itu harus sabar saat mau menerbitkan buku, karena nggak bisa langsung jadi buku. Aku menunggu satu tahun baru punya buku sendiri,” kata Kak Dinda yang baru-baru ini memenangkan lomba penulisan di salah satu penerbit nasional.

Setelah sharing kak Dinda, akhirnya tibalah waktu belajar menulis bersama kak Benny Rhamdani. Supaya adik-adik peserta tidak bosan, kak Benny mengajak adik-adik bermain kata membentuk suatu cerita. Misalnya kak Benny berkata : ”Suatu hari, kak Benny berjalan, tiba-tiba menemukan...?"  Dilanjut oleh peserta yang ditunjuk kak Benny, dengan kalimat : menemukan seekor kucing.

Kucing itu lucu seperti...” kata kak Benny lagi sambil meminta peserta yang lain melanjutkannya.

Para peserta pun merangkaikan kalimat yang diberikan kak Benny menjadi suatu cerita. Tak jarang adik-adik peserta memberikan jawaban yang lucu dan mengundang tawa.

Sesi pemanasan berakhir, kak Benny pun memulai pemberian materi pelatihan yaitu tentang mencari ide yang unik. Adik-adik peserta serius mengikuti materi yang diberikan, apalagi kak Benny menyelinginya dengan meminta peserta membuat kalimat sesuai dengan materi yang diberikan. Misalnya membuat dialog, narasi, kalimat pembuka atau deskripsi.

Pelatihan menulis hari pertama berakhir sekitar pukul 3 sore, dan kak Benny pun memberikan tugas membuat cerpen sepanjang 4 sampai 6 halaman berdasarkan grup yang dibentuk kak Benny, yaitu grup makanan tradisional, alat musik, pakaian, dan hobby. Cerpen akan dibahas pada pelatihan hari kedua, Minggu 6 Mei 2012.

Dengan memakai kaos ”Bukan Penulis Biasa” peserta pelatihan berkumpul kembali di hari kedua pelatihan di ruang perpustakaan Museum Bank Mandiri, Jakarta. Hari kedua, adalah hari ”Kursi Listrik”. Apa itu? Kursi listrik ini hanyalah istilah untuk pembahasan naskah cerita yang telah dikerjakan adik-adik peserta pelatihan. Satu persatu peserta maju ke depan, menceritakan tentang naskah yang telah ditulisnya, kemudian kak Benny memberikan perbaikan yang harus dilakukan peserta agar naskahnya lebih baik lagi.

Di sesi ini, ada peserta yang sudah siap mempresentasikan naskahnya. Ada yang malu-malu, dan ditemani bundanya. Ada juga yang nggak mau maju ke depan, bukan karena malu tapi karena tidak pede, hehehe.

Tibalah saatnya pelatihan menulis ”Bukan Penulis Biasa” diakhiri. Sebelum foto bersama dan pembagian sertifikat, kak Benny Rhamdani memberikan tugas menulis kepada 28 peserta pelatihan, yaitu membuat naskah novel atau kumpulan cerita (bisa dipilih salah satu), yang dikerjakan dalam waktu satu bulan. Kak Benny berharap, seluruh peserta pelatihan menulis ”Bukan Penulis Biasa” mengirimkan naskah ceritanya sehingga kak Benny bisa mengoreksi dan siapa tahu peserta pelatihan bisa menerbitkan hasil karyanya. Itulah sekilas cerita tentang pelatihan menulis yang digelar Galeri Kelas Ajaib ini. Sampai jumpa dalam pelatihan menulis berikutnya


Read more »

Tuesday, May 1, 2012

Aksi GKA di Harian Analisa Medan

Harian Analisa Medan
Edisi Minggu, 29 April 2012

Read more »

Thursday, April 26, 2012

Pelatihan Menulis di Panti Asuhan Muslimin Jakarta Pusat : Yang Pertama Selalu Istimewa

Hari Minggu tanggal 22 April 2012, adalah minggu terakhir bagi kami, para trainers Galeri Kelas Ajaib, untuk memberikan pelatihan menulis di Panti Asuhan Muslimin, Jakarta Pusat. Kebetulan, yang mendapat giliran terakhir memberikan pelatihan adalah saya dan Kak Indah Juli

Bagi saya, mengajar bukanlah hal baru. Selama ini saya bekerja sebagai dosen di sebuah akademi kesehatan di Jakarta Barat. Namun, mengajar tentang teori menulis secara offline? Ini yang pertama! 

Beberapa hari sebelum pelatihan, saya dan Kak Indah berdiskusi tentang materi dan games yang akan kami suguhkan untuk anak-anak panti nanti. Materinya tentang editing. Alhamdulillah, yang saya rasakan, pengalaman saya mengedit beberapa buku KKPK Dar! Mizan, sangat membantu saat kami menyusun materi. 

Pada hari H, saya sampai di panti setengah jam sebelum acara. Di sana sudah ada Kak Indah. Tak berapa lama, Ratih Soe datang. Saya, Kak Indah, dan Ratih membahas tulisan anak-anak panti. Terima kasih sekali kepada Ratih Soe yang telah bersusah payah mengirimkan semua tulisan anak-anak panti via Facebook dan e-mail supaya kami bisa turut mengikuti perkembangan menulis mereka. 

Sepuluh menit kemudian, Kak Wylvera Windayana dan Mas Sokat Rachman datang. Mas Sokat, ketua Galeri Kelas Ajaib, bercakap-cakap dengan panitia sebentar. Kemudian, kami dan panitia membahas rencana penerbitan tulisan anak-anak panti dalam bentuk buku, setelah pelatihan ini berakhir. 

Saya mendapat giliran pertama melakukan presentasi. Berhubung pesertanya adalah anak-anak, kami membuat tampilan presentasi berisi poin-poin dengan kalimat-kalimat singkat saja. Sesekali, tampilan presentasi diselingi gambar kartun yang lucu-lucu. Contoh soal langsung diambil dari tulisan anak-anak panti. Anak-anak panti tampak antusias menjawab.
          
Saat mengajar, saya menyelipkan wawasan yang unik-unik supaya suasana belajar tidak monoton. Misalnya, ketika menjelaskan materi Judul, saya memberitahu anak-anak panti tentang penulis yang memiliki buku dengan judul terpanjang di dunia, booming judul sinetron yang yang memakai nama tokoh, judul-judul cerita yang seperti di Majalah Hidayah, dan lain-lain.

Setelah bagian materi yang harus saya sampaikan selesai, Kak Indah lanjut menyampaikan presentasi. Gaya Kak Indah yang kocak membuat anak-anak panti tertawa. Apalagi, saat Kak Indah memimpin acara games. Benar-benar seru! Senangnya melihat binar mata anak-anak panti yang menang games dan mendapat hadiah buku. Foto-fotonya bisa dilihat di halaman ini. Terima kasih foto-fotonya, Kak Wylvera.:)

Alhamdulillah, presentasi berjalan lancar. Seperti kata Mas Benny Rhamdani di pelatihan Writer for Trainer, semua yang dipersiapkan dengan baik akan membuat kita tampil percaya diri dan pastinya, optimal saat menyampaikan materi. 

Sebelum kelas bubar, kami membagi-bagikan fotokopi materi editing lengkap kepada anak-anak panti untuk mereka pelajari. Semoga materi ini berguna karena kami paham ketersediaan buku-buku panduan menulis di panti sangat terbatas. 

Di akhir kelas, saya bertemu langsung dengan Dyah P. Rinni (selama ini komunikasi hanya via Facebook). Dyah-lah yang menjadi “jembatan” pertemuan antara trainers Galeri Kelas Ajaib dengan anak-anak panti. Terima kasih banyak, Dyah dan teman-teman panitia.:) 

Aha, tiba sesi terakhir. Terakhir tapi tak kalah seru! Mau tahu? Pastilah foto-foto narsis! Hahaha! Sebelum berpisah, seluruh trainers Galeri Kelas Ajaib, panitia, anak-anak panti, dan ibu panti berfoto bersama. Ah, siapa bilang kami tak bisa bergaya? Foto model saja kalah! Hahaha! 
Hm, yang pertama memang selalu istimewa. Sesungguhnya, di satu sisi, saya pribadi merasa bahagia bisa berbagi kepada anak-anak panti. Namun, di sisi lain, seperti ada yang tercerabut dari hati saya. Mereka, anak-anak panti yang polos. Sebenarnya, mereka menyimpan banyak potensi dan memiliki semangat menulis yang tinggi. Saya berharap, mereka mendapatkan kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan menulis mereka. 

Semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu. Teruslah tajamkan penamu, Adik-adikku .... [] Haya Aliya Zaki

Read more »

Friday, April 20, 2012

Pertemuan Kelima Pelatihan Menulis "Ini Karyaku!" di PA Muslimin

by Fita Chakra & Ratih Soe

  1.  Pelatih membagikan materi presentasi dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, dan karya yang sudah dikomentari.
  2. Untuk mengulas beberapa kesalahan tata bahasa yang ditemukan dalam tugas di minggu-minggu sebelumnya, peserta diminta mengerjakan latihan tertulis yang dikerjakan berpasangan. 
  3. Setelah jawaban dibahas, pasangan dengan jawaban benar terbanyak mendapat hadiah alat tulis. 
  4. Diskusi berpasangan:  peserta membagikan kertas berisi hal-hal yang membuat awal cerita jadi menarik.  Peserta diminta menjodohkan setiap poin di kertas dengan penggalan-penggalan awal cerita yang akan mereka lihat di layar.
  5. Pelatih menampilkan satu per satu penggalan-penggalan bagian awal cerpen di layar sementara peserta mengerjakan soal. 
  6. Setelah jawaban dibahas, pasangan dengan jawaban benar terbanyak mendapat hadiah alat tulis. 
  7. Pelatih menjelaskan cara membuat awal yang menarik, lalu memunculkan penggalan-penggalan
  8. awal cerpen dan membahasnya bersama peserta. 
  9. Peserta mengidentifikasi: 1. Emosi kuat yang melanda tokoh | 2. Aksi/gerak dinamis tokoh | 3. Pengaktifan panca indera | 4. Interaksi antar tokoh | 5. Mahluk yang unik | 6. Deskripsi tempat yang unik | 7. Situasi yang aneh
  10. Peserta memperbaiki bagian awal tulisan mereka dalam waktu 15 menit.  Pelatih memilih dua tulisan untuk dibaca keras dan dikomentari, lalu memilih satu yang layak mendapat hadiah buku.
  11. Pelatih menjelaskan cara membuat bagian tengah yang menarik, lalu memunculkan penggalan-penggalan bagian tengah cerpen dan membahasnya bersama peserta.  Peserta mengidentifikasi: 1. Tokoh | 2. Konflik | 3. Emosi tokoh yang digali
  12. Peserta memperbaiki bagian bagian tengah tulisan mereka dalam waktu 15 menit.  Pelatih memilih tiga tulisan untuk dibaca keras dan dikomentari, lalu memilih dua yang layak mendapat hadiah buku.
  13. Pelatih menjelaskan cara membuat akhir yang menarik, lalu memunculkan penggalan-penggalan bagian akhir cerpen dan membahasnya bersama peserta.  Peserta mengidentifikasi bentuk kejutan (fakta baru/pesan moral/misteri/komedi) dan isi kejutan. 
  14. Peserta memperbaiki bagian bagian akhir tulisan mereka dalam waktu 15 menit.  Pelatih memilih empat tiga tulisan untuk dibaca keras dan dikomentari, lalu memilih tiga yang layak mendapat hadiah buku.
  15. Pelatih membagikan hadiah-hadiah buku yang belum dibagikan di pertemuan kedua untuk para peserta yang pada waktu itu menyerahkan cerita dengan struktur yang paling jelas dan konflik yang paling menarik.
  16. Untuk meninjau ulang pelajaran hari itu sambil melemaskan otot-otot tangan, pelatih mengajak pemain bermain Cabut Kartu. 1. Peserta diminta melihat kartu kata yang sudah ditempel (sebelum kelas mulai) di dinding bagian belakang kelas. Setiap kartu berisi jawaban soal. Pelatih akan membacakan soal satu per satu.| 2. Peserta berdiri dan berbaris dalam dua kelompok. | 3. Anggota kelompok yang berdiri terdepan harus mencabut kartu yang benar dari dinding dan berlomba menyerahkannya pada pelatih, lalu lari ke bagian belakang barisan. Begitu seterusnya hingga semua soal habis dibaca.
  17. Sebagai pekerjaan rumah, peserta diminta mengerjakan soal-soal latihan tata bahasa.

Read more »